Cara Membuat Paspor Elektronik Baru Tahun 2023, Apakah Masih Ribet?

Kali ini saya mau cerita soal pengalaman membuat paspor baru di Kantor Imigrasi Kelas 1 TPI Bandung. Ada yang mau tahu bagaimana stressnya membuat paspor baru dengan aplikasi M-Paspor tercinta ini? Oke, cekidot terus ya!

Sebelum bercerita, saya ingatkan kembali bahwa: pertama, paspor ada 2 jenis yaitu paspor biasa dan paspor elektronik. Keduanya sama-sama berbentuk buku sekian puluh lembar, secara fisik bedanya hanya keberadaan chip di bagian depan. E-paspor memiliki chip biometrik yang menyimpan data wajah serta sidik jari.

Read More »

Apakah Eksim Bisa Pulih?

Mari mengaji tentang eksim.

Di atas itu sebuah pertanyaan besar. Jawabannya? Bisa. Bukan sembuh total, tapi pulih atau kondisinya membaik. Karena eksim tidak bisa benar-benar pergi selamanya. Ia akan datang kembali dengan pancingan-pancingan tertentu. Setidaknya ini yang terjadi dari pengalaman pribadi. Mungkin saja, di luar sana ada orang-orang yang memiliki pengalaman berbeda.

Bagaimana memulihkannya?

Sebelum menjawab soal itu, saya punya pertanyaan lain dulu. Apa yang pertama terbersit di pikiran kita saat disebut ‘eksim’? pastinya semua sudah tahu, itu salah satu jenis gangguan atau penyakit kulit. Biasanya iugh menjijikkan, takut tertular, tidak sedap dipandang mata, kok bisa kena penyakit eksim sih pasti jorok dan tidak higienis hidupnya. Karena eksim itu bentuknya mengerikan’; borok-borok di sana-sini.

Pokoknya, segala hal yang menyangkut penyakit kulit ini selalu memalukan. Bikin tidak pede. Karena mengurangi keindahan fisik kita. Sudah begitu, dituduh segala macam pula. Berat sekali ya? Bisa ya, bisa tidak.

Read More »

Berjihad Dengan Sungguh-Sungguh Melawan Breakout dan Jerawat

Pendahuluan

Sepertinya jerawat adalah permasalahan yang sudah jamak dialami oleh orang-orang dalam berbagai jenis kulit. Terlebih pemilik kulit berminyak. Sejak remaja, saya sudah berhadapan dengan musuh besar kulit ini, ditambah kemalasan merawat muka, makanya kulit wajah tidak pernah semulus dan sekinclong para artis koriyah yang nyaris tak tampak pori-porinya.

Tapi sejak Negara Api menyerang, ehm, sejak breakout (munculnya jerawat cukup banyak di area wajah gara-gara suatu sebab tertentu) muncul awal tahun ini, saya jadi sangat concern terhadap perawatan kulit muka terutama, dikarenakan ingin mendapatkan kulit yang lebih sehat dan mulus *uhuk*

Karena saya malas berobat ke dokter, akhirnya berjuang sendiri melawan breakout dan serangan-serangan jerawat yang massif membuat saya keteteran dan nyaris frustasi. Berikut tahapan strategi yang telah dan masih saya lakukan:

Read More »

Review Film Absurd : Rubber, Finisterrae

Rubber (Quentin Dupieux, 2010)

Idenya orisinil sih, tapi saya agak menyesal menonton ini pas adegan kelici dan burung gagak terbunuh (tidak betulan tentunya). Tapi ya sudahlah. Ini cerita tentang pembunuh sadis. Dia membunuh dengan cara meledakkan kepala manusia atau tubuh lainnya. Pembunuh yang pure dan tidak kenal ampun pada semua makhluk hidup,tanpa bisa ditebak apa motif aslinya selain sikap mempertahankan diri. Terdengar seperti horor-gore pada umumnya kan? Kecuali kalau kalian akhirnya mengetahui kalau pembunuh sadis itu adalah BAN MOBIL.

Entah saya mesti tertawa atau meringis. Kok bisa ban mobil jadi pembunuh? Tapi film ini memang bukan untuk dicerna secara rasional kok. Jangan tanya kenapa ban mobil bisa hidup, kenapa dia bisa memiliki kekuatan super,  tapi nikmati saja sebagai sebuah sajian satir dan dark comedy tentang petualangan ban mobil dan perubahan-perubahan yang terjadi padanya. Karena seperti yang dibilang seorang sheriff di awal film, terkadang dalam film, semua terjadi tanpa alasan.

Read More »

Review Fish Tank, Hard Candy, Copenhagen

Fish Tank (Andrea Arnold, 2009)

Tema film ini sebenarnya simpel saja. Mia, remaja usia 16, berusaha menemukan apa yang sebenarnya dia ingin lakukan di usianya yang masih sangat muda. Hobinya nge-break dance seolah menjadi pelarian kesepian dan emosi yang meledak-ledak karena tidak mendapatkan perhatian layak dari ibunya. Mia, adiknya, dan ibunya tinggal di apartemen sumpek. Minatnya pada sekolah semakin surut dan dia bertekad untuk menekuni hobinya daripada melanjutkan sekolah.

Sang Ibu yang single fighter membawa pacarnya yang seksi dan misterius ke rumah, Connor. Mia mempelajari pria sosok dewasa itu dan mulai menikmati perhatian Connor walaupun awalnya merasa canggung. Dia bahkan berani datang ke tempat kerja Connor, meminta uang pada pria itu, dan Connor memamerkan aroma parfumnya pada Mia. Tensi menjadi agak tinggi saat Mia memergoki ibunya dan Connor melakukan hubungan intim.

Connor sangat mendukung Mia untuk mengejar karir break dance-nya, dan Mia memutuskan untuk mengikuti sebuah audisi yang ternyata malah audisi untuk penari striptease. Ketika hubungan Mia-Connor semakin dekat, mereka melampaui batas dan Mia mengetahui sebuah rahasia tentang Connor.

Film ini keren banget. Katie Jarvis sebagai Mia bermain luar biasa, natural dan tidak berlebihan. Michael Fassbender juga keren di sini walaupun aktingnya tidak terlalu istimewa (ya beliau sering bermain film mainstream, aktingnya yang baik tapi hanya itu saja).  Plotnya oke, secara keseluruhan ini bisa menggambarkan kondisi dan perasaan Mia yang penuh gejolak, dengan baik.

Hard Candy (David Slade, 2005)

Hayley (Ellen Page) berhadapan dengan Jeff (Patrick Wilson) dalam thriller yang lumayan OK. Hayley remaja tangguh berumur 14 tahun, kopdar dengan seorang fotografer berumur 30an sekian yang sering komunikasi denganya di internet. Awalnya pertemuan mereka berjalan seperti biasa; Jeff mentraktirnya coklat. Bahkan Hayley sempat flirting dan membuat Jeff yakin kalau mereka akan mengadakan pertemuan plus plus seperti biasanya. Namun apa lacur, rupanya Hayley bukan remaja biasa.

Mereka berkunjung ke kediaman Jeff, melihat-lihat hasil jepretan pria itu. Lalu Hayley mulai melancarkan aksinya: dia menaruh obat tidur pada minuman Jeff.  Hayley menuduh Jeff sebagai seorang predator yang memangsa anak dibawah umur, termasuk sahabatnya yang hilang. Jeff membantah semua tuduhan itu. Maka dimulaikan permainan hide-and-seek mereka yang cukup menegangkan. Jeff tidak menyangka Hayley menyimpan suatu tujuan mengerikan. Salah satunya mengebiri Jeff sebagai hukuman atas perbuatannya. Bagaimana akhir dari kisah yang mengingatkan saya pada Little Red Riding Hood ini? Tonton yaa!

Walaupun tidak sempurna, sekali lagi, untuk jenis karakter dan film ‘berbeda’ yang diperankan Patrick Wilson, ini sungguh berlian di antara batu akik KW. Apa yang dilakukan remaja perempuan yang sangat berani pada pria dewasa dan mengendalikannya, mungkin agak kurang realistis buat saya, dan endingnya yang kurang mengesankan, tidak meninggalkan sesuatu untuk dikenang.

Copenhagen (Mark Raso, 2014)

Kenapa film ini sangat underrated dan tidak populer? Sungguh sayang sekali. Buat saya ini jauh lebih mengesakan daripada Before Sunrise yang terkenal itu, hehe (kecuali fakta bahwa Before Sunrise muncul lebih dulu sih). Copenhagen ini  sangat simpel, dan mungkin bagi sebagian orang temanya biasa sekali. Pemainnya juga tidak terkenal: Gethin Anthony, Frederikke Dahl Hansen. Lagi-lagi, ini soal hubungan antara remaja putri asli denmark berumur 14 tahun dengan pria amerika berumur 28 tahun. Setengah umurnya ya? Haha.

Mengisahkan William yang slengean dan tidak punya arah hidup, dan temannya yang berlibur ke Copenhagen untuk mencari sang kakek yang hilang. Sayangnya, si kawan malah membawa pacarnya, membuat William keki. Setelah sedikit perselisihan, si kawan malah pergi bersama pacarnya dan tinggallah William sendiri harus menyelesaikan petualangannya. Mana dia tidak bisa bahasa danish dan buta arah. Untunglah dia bertemu dengan Effy, salah satu waiter di hotel tempat dia menginap. Siapa sangka, perkenalan dengan Effy membawa William pada pengalaman tak terlupakan yang membuatnya menjadi pria yang lebih dewasa dan memikirkan kembali arti hidupnya (halah).

Sederhana sekali kan? Yang membikin jadi luar biasa adalah akting Frederikke yang oke banget padahal bukan bintang terkenal. Dia memerankan remaja penuh rasa ingin tahu, penuh gairah ala orang muda, namun memiliki beberapa sifat yang tampak lebih dewasa dari umurnya. Ini membuat William langsung saja kesengsem, dan tetiba merasa kalau dia sudah menemukan love of his life. Tapi apa daya, perempuan yang mengubah pandangannya tentang hidup rupanya masih dibawah umur (age consent di eropa 15 tahun) yang mana itu ilegal. Padahal kemistri mereka sudah sangat lekat.

Jangan lupakan musik pengiringnya super OK! Ditambah visual kota Copenhagen yang indah. Kameramen pintar sekali mengambil angle tiap sudut kota hingga tampak menakjubkan. Saya jadi ingin berkunjung ke sana deh. Saya tidak bosan menonton film ini. Highly Recommended.