G o m b a l

Siapapun bisa menjadi gombal.Tetapi ini adalah sebuah lirik lagu yang gampang sekali dicerna.Tidak berat- berat, dan gombal atau tidaknya itu tergantung dari yang menafsirkannya seperti apa.

Aku Sayang Kamu

[performance by Cindy Claudia Harahap]

Dan senja datang, mengusik rinduku

Berteman angin, dan derunya ombak

seakan berbisik tentang cerita cinta

menyibak tirai kerinduan

andaikan saja, kau ada di sini

berbagi rasa, kisah kasih kita

andaikan kau tahu apa yang kurasakan

di dalam hati kecil ini

kuingin engkaupun mengerti, betapa kumencintaimu

dan takut kehilangan dirimu, kasih

seandainya engkaupun tahu, getar -getar yang kurasakan

betapa aku menyayangi dirimu

Yah. Itulah.Andai ungkapan “aku sayang kamu”  atau “aku cinta padamu” itu gombal, maka sepertinya kita semua punya sisi gombal dalam diri kita kan?

Dan, tidak. Tentu saja, tidak. Saya tidak sedang (ingin) jatuh cinta atau menyayangi seseorang (lagi).Tak siapapun. Dan tidak juga merasa harus mengucapkannya. Walaupun, saya sampai saat ini belum pernah mengatakan hal seperti itu. Pada awalnya, ingin mencoba, tetapi kemudian meyakinkan diri bahwa, saya tidak (atau belum) mau melakukannya.

Lirik diatas, apabila memang dianggap menye -menye atau cengeng, maka ya memang begitu.Lumayan enak didengar, bisa membuat mengantuk. Tapi, apakah efeknya bisa sangat buruk buat otak yang ingin di-skeptis-kan? Mungkin saja, ya.

Tetapi ya, rasa itu selalu ada. Baik kita percaya atau tidak. Baik kita mengucapkannya atau tidak.Dan, saya memutuskan untuk tidak lagi memberikan tempat padanya di dalam hati.

Saya mengutip kata-kata saya sendiri dari tulisan di sini :

“Saya pikir, ya kita bisa tetap setia dan bertahan bersama seseorang walau tanpa gombalan cinta dan perasaan menggebu –gebu. Kita menginginkan untuk tetap bersama dia, dan percaya kepadanya. Kita bisa menghargai segala kebaikannya, menghormati dia sebagai manusia, dan belajar menerima serta melibatkan diri dalam kehidupannya. Karena pada dasarnya kita amatlah egois. Memilih tetap bersama, berarti kita belajar memahami dan menyiasati perbedaan menjadi indah. Memilih berpisah atau terpisah karena maut, kita tetap akan hidup karena kita tak pernah memberikan diri dan perasaan kita secara utuh”

Saya ingin sekali berbohong. Ijinkan saya untuk menggombal.

[note: merupakan re-post dari notes facebook. Entah kenapa saya ingin juga mepostingnya di sini. Saat ini sedang sangat bersemangat menulisi blog kelihatannya :mrgreen:  ]

2 thoughts on “G o m b a l

Leave a reply to Rhein Cancel reply