Beberapa puisi -atau apapun itu namanya, yang tak tersampaikan

Sebagian orang ada yang suka menyimpan sebagian kenangan masa lalunya dalam tulisan -saya pikir kebanyakan orang suka melakukan hal ini. Misalnya menulis di buku harian atau diari. Saya sendiri, dari jamannya akil balig dulu merasa bahwa menulis sudah menjadi kebutuhan yang tak terpisahkan dari keseharian. Apapun yang dirasakan, kalau tidak bisa tersampaikan dalam kenyataan, biasanya ditumpahkan dalam tulisan. Saat sedih, senang, kesal, marah, jatuh cinta, dan rasa -rasa lainnya.

Dan kini, beberapa tahun sesudahnya, ketika kita membaca kembali tulisan -tulisan tersebut, rasanya ingin tertawa lucu. Betapa kita pernah merasakan berbagai hal yang mungkin sekarang dianggap bodoh atau tidak penting. Tapi semuanya amat berkesan.

Ini adalah beberapa puisi (atau entah apa namanya, karena terlalu jelek kalau dibilang puisi) yang saya tulis dalam kurun tahun 2006 -2007, yang tak pernah terpublikasikan sama sekali. Saya tiba -tiba ingin menulisnya di sini, karena ini sangat berkesan bagi saya, di masa lalu. Dan sekarang, terasa sangat lucu. Hidup terlalu menyenangkan.

Kekagumanku

Dan akupun tak bisa lagi, menutup mata tanpa mengingatmu
wajah yang tak bisa kulihat
suara yang tak bisa kudengar
tangan yang tak bisa kusentuh
bila ku membuka mata, maka kau menghilang
selamanya tak bisa kujangkau
tapi aku menyimpan ingatan tentangmu di dalam hatiku
di dalam hidupku
bersama seluruh kekagumanku

Patah !

Aku patah
sebagiannya hilang, entah kemana
dan kini jelas semuanya
kapan saatnya untuk melepaskan, menemukan patahan -patahanku
dan kembali

Rindu

Aku rindu padamu, kenapakah?
aku tak mengerti
karena selalu saja mengingatmu
laksana bayangan
aku benci.

Tak tersampaikan

Di dalam jiwa ini selalu ada kata -kata
yang tak bersuara
ada wajah yang samar
merangkai mimpi bagaikan adegan drama
tak pernah sirna
menyayat dan menyiksa
rinduku selalu menyakitkan
mengikuti di belakang seperti bayangan
begitu dekat, tapi
tak bisa disentuh
aku luruh.
sampaikanlah, “saat ini aku memikirkanmu”

Selamat Tinggal

waktu bagi kita telah usai
seperti malam yang beranjak pergi
dan mimpi -mimpi telah pergi
aku berjalan terus,
dan menangis
ingin mengucapkan kembali, “apakah kau baik -baik saja?”
apakah sudah terlambat mengucapkannya?
tetapi doa abadi kita masih ada
setulusnya, sepanjang waktu
hingga waktu dimulai kembali
dan aku merasa tenang mengatakannya.
selamat tinggal.

11 thoughts on “Beberapa puisi -atau apapun itu namanya, yang tak tersampaikan

  1. aku bingung mba min kenapa link mba min masuk ke blogroll ku ya?
    keliahtannya ada yang masang disitu tapi aku ndak tau siapa orangnya..

    maaf mba aku jadi ndak enak

    Like

  2. mba min aku ad dikasih seseorang yang tidak dikenal ttg sebuah kata2 yang bagi saya cukup bagus banget:
    “jgn pernah membiarkan seseorang datang kepadamu lalu pergi bgt saja tanpa merasa lebih bahagia dan lebih baik, jadilah ungkapan kebaikan hati Allah yang hidup, kebaikan diwajahmu, kebaikan hati di matamu, kebaikan hati didalam senyummu, kebaikan hati didalam salam hangatmu”

    terusannya saya ptotng aja mba ndak enak… soalnya ada ungakpan saya ganteng huahahahahaha…

    Like

  3. Like this..
    klasik memang, tulisan merupakan ciri eksistensi keberadaan manusia. hemm apa jadinya jika plato tak pandai menulis. atau apakah shakespeare akan disebut ada jika tak pernah melahirkan romeo n juliet?

    Like

  4. –mas baju–
    saya juga bingung kenapa, malah blm liat jadi ga kebayang seperti apa, hehe

    –mas baju lagi–
    terima kasih mas, semoga saya bisa tetap semangat yah ^^

    –Lumiere–
    benarkah? ma-manis ? 😕

    😯

    –pathetic–
    ya begitulah. jadi dinikmati saja menulis, saya sih ga ruwet2 memikirkannya, walau kadang males juga hehe

    –maman–
    salam kenal juga, makasih udah berkunjung ya ^^
    wah ini emang masa jadul banget, hanya bernostalgia saja sih

    Like

Leave a comment